IFRS
merupakan kelanjutan dari International Accounting Standards (IAS) yang
sudah ada sejak tahun 1973 dan digunakan secara luas oleh negara-negara
di Eropa, Inggris dan negara-negara persemakmuran Inggris. IAS disusun
oleh International Accounting Standards Committee (IASC). IASC bertahan
sampai dengan 2001 dan perannya digantikan IASB.
Banyak orang menganggap bahwa standard akuntansi historical cost
telah banyak kehilangan relevansinya karena kegagalannya mengukur
realitas ekonomi. Seringkali model historical cost hanya mengukur
transaksi sudah selesai dan gagal mengakui adanya perubahan nilai riil
lain yang dapat terjadi.
Masalah
yang selalu ada yang tidak dapat dihindari adalah bahwa model akuntansi
berdasarkan historical cost tidak mengakui adanya perubahan nilai
bersifat ekonomis dan cenderung membiarkan perusahaan memilih sendiri
apakah dan kapan mengakui adanya perubahan tersebut. Ini mendorong
adanya bias dalam pemilihan apa yang dilaporkan, dan memperburuk
kompromi kenetralan dan dipercayainya informasi keuangan.
Laporan
keuangan lembaga keuangan yang kurang efektif dalam mengelola risiko
akan tercermin pada volatility yang selalu ada dalam setiap usahanya.
Para investor dan kreditur akan memiliki informasi yang lebih berguna
dan relevan dalam membedakan risiko antar perusahaan, ketika mengambil
keputusan investasi dan keputusan pemberian kredit .
Konvergensi IFRS di Indonesia
Internasional
Financial Reporting Standard adalah adalah Standar, Interpretasi dan
Kerangka yang diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional
(IASB). Dengan konvergensi IFRS, PSAK akan bersifat principle-based dan
memerlukan professional judgment, senantiasa peningkatan kompetensi
harus pula dibarengi dengan peningkatan integritas. IAI dalam program
kerjanya telah menetapkan peta arah (roadmap) program konvergensi IFRS
terhadap PSAK yang dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama
tahap adopsi (2008 - 2011) yang meliputi Adopsi seluruh IFRS ke PSAK,
persiapan infrastruktur yang diperlukan, evaluasi dan kelola dampak
adopsi terhadap PSAK yang berlaku. Kedua tahap persiapan akhir (2011)
yaitu penyelesaian infrastruktur yang diperlukan. Ketiga yaitu tahap
implementasi (2012) yaitu penerapan pertama kali PSAK yang sudah
mengadopsi seluruh IFRS dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara
komprehensif.
Program konvergensi IFRS tentu akan menimbulkan berbagai dampak terhadap bisnis antara lain:
- Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.
- Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
- Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.
- Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach dan fair value.
- Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning management).
- Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy
dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS
sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini
digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada gradual strategy,
adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh
negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Penerapan
suatu standar tidak terlepas dari kepentingan dan kebutuhan baik dari
lingkungan bisnis maupun oleh pemerintah yang mewakili kepentingan
Negara. Dalam kondisi pertarungan inilah standar dibuat dan ditetapkan.
Dalam sejarah pembentukan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
dewan standar akuntansi IAI selalu menerima masukan dan bahkan
mereplikasi berbagai peraturan standar akuntansi keuangan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan lingkungan di Indonesia. Pengaruh dari
berbagai lembaga baik lembaga Negara dan pemerintah seperti Departemen
Keuangan,Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Bank
Indonesia, Badan Pemerikasa Keuangan dan lain sebagainya sampai dengan
para Akuntan dari berbagai kompartemen juga turut mempengaruhi. Di pihak
internasional, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Internasional atau
International Accounting Standard Board (IASB) juga berpengaruh dalam
perubahan standar akuntansi keuangan di Indonesia. .
PSAK yang ada saat ini telah dilakukan perubahan secara bertahap oleh IAI.
Perubahan yang dirasakan secara bertahap memang pada awalnya telah
melalui beberapa draft exposure sebelum disetujui sebagai sebuah
perubahan atau penambahan PSAK. Disisi lain penerapan IFRS ternyata
mempunyai dampak. Dampak adalah
IAI harus melakukan perubahan terhadap hampir sebagian besar standar
akuntansi keuangan. PSAK yang berlaku sejak 1 Februari 1994 secara
bertahap disesuaikan dengan IFRS. Penyelarasan tersebut tentunya akan
berdampak kepada perubahan menyeluruh bentuk laporan keuangan yang pada
gilirannya akan merubah wajah akuntansi Indonesia. Perubahan ini juga
akan berdampak kepada sistem akuntansi, sistem informasi akuntansi dan
pada gilirannya akan berdampak kepada manajemen organisasi.
sumber : http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/519-psakkonvergensiifrs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar